Bukittinggi : Learning Minang Culture

Dari kecil, sejujurnya, saya tidak pernah punya keinginan untuk pergi ke ranah Minang. Untuk mencicipi makanannya yang terkenal lezat pun tidak. Namun, nasib akhirnya membawa saya ke sana. Perjalanan ke Minang merupakan salah satu perjalanan paling berkesan saya di tahun 2015.

Ceritanya teman saya menikah. Karena di unit kerja saya dia lah yang paling sering dengar keluh kesah saya, saya merasa wajib untuk datang. Tidak ada ekspektasi lebih mengenai Padang dan Bukittinggi waktu itu, tapi begitu landing saya dengan cepat terkesan dengan bentuk bandara yang dibangun berdasarkan rumah adat setempat.

Setelah itu, saya bersama rombongan langsung dijemput oleh travel. Oh iya. Untuk menuju Bukittinggi hanya tersedia travel. Harga per orangnya 35 Ribu rupiah. Namun, karena kami ingin cepat-cepat sampai di hotel, kami menyewa satu mobil seharga 150 ribu rupiah sekali jalan.

Di perjalanan, saya sangat menikmati alam Minang yang hijau dan berbukit bukit. Rumah-rumah di sana masih memiliki halaman yang luas. Beberapa juga masih memiliki bentuk rumah adat. saking menikmatinya saya sampai berpikir kalau suatu hari nanti akan membeli rumah di daerah sini. Hmmm~ 

Kami berhenti dahulu untuk makan di Sate Padang Mak Sukur yang terkenal di Bukittinggi. Kuahnya kental dan rasanya jauh berbeda dengan sate padang ala Jawa yang pernah saya makan. Harganya pun tidak mahal, hanya 25 ribu rupiah per porsi. Setelah itu kami langsung diantar ke hotel. Saya menginap di Treeli Boutique Hotel, small but nice place to stay.  

Esok harinya, sebelum pergi ke walimahan teman, kami mampir dahulu ke Taman Panorama. Dari taman tersebut terlihat akan terlihat pemandangan Ngarai Sianok, sebuah lembah yang dikelilingi bukit bukit dan sungai. Waw! It was really a great view. Yah. Maklum sudah hampir sepuluh tahun saya tidak pernah melihat pemandangan sehijau ini. Bagi yang merasa pemandangan tersebut biasa saja mohon maklumi saya. Agak Nguto B)

Hanya Allah SWT yang bisa melukis seindah ini. Subhanallah. B)
Di area Taman Panorama terdapat situs Lubang Jepang. Terdapat guide lokal yang akan langsung menawari begitu terdapat pengunjung yang datang. Harganya relatif mahal sih. Untuk ukuran Goa Jepang yang hanya sekelumit itu, kami harus membayar seratus ribu rupiah. Untuk masuk ke dalam, kita harus menuruni 132 tangga. Untungnya terdapat pintu keluar lain sehingga kami tidak perlu menaiki tangga tersebut untuk kembali. Sebenarnya lubang Jepang ini cukup panjang (sekitar 6 kilometer), namun yang dibuka hanya sekitar 1.5 kilometer. Terdapat beberapa jalan keluar yang mengarah ke Ngarai Sianok. Namun jalan tersebut demi keamanan ditutup dengan teralis besi. Pembangun lubang ini adalah para romusha yang berasal dari luar Bukittinggi. Hal ini agar lubang jepang tersebut tidak diketahui oleh masyarakat umum.

Lorong Lubang Jepang
Setelah berkeliling goa Jepang, saatnya berkunjung ke tujuan utama kami. Kondangan alias menghadiri walimah alias wedding party. Again. A 'waw' come from my mind. Masyarakat Minang ternyata sangat total dalam menyiapkan acara walimah. Mulai dari dekor kamar pengantin, pelaminan, tempat menyabut tamu dan lain sebagainya. Makanan yang disajikan juga kece. Meskipun acara tersebut diadakan di rumah sendiri bukan di gedung. Berikut foto fotonya. :)


Hiasan atap depan pelaminan
Kamar Pengantin

Kolesterol. :')

Atap dalam rumah. Tempat makan makan

Nah, setelah kondangan adalah part yang paling seru. Istano Baso Pagaruyuang atau singkatnya Istana Pagaruyung. Istana tersebut merupakan istana kerajaan Pagaruyung, sebuah kerajaan Melayu. Istana ini terletak di Batu Sangkar atau sekitar satu jam dari Bukittinggi. Di istana ini kita dapat menyewa pakaian adat Minang dan berfoto cantik di kompleks istana. Yang perlu diketahui adalah istana ini merupakan replika istana yang asli. Istano Basa asli terletak di atas bukit Batu Patah dan terbakar habis pada sebuah kerusuhan tahun 1804. Istana tersebut kemudian didirikan kembali namun kembali terbakar tahun 1966. Dibangun kembali pada 1976 namun lagi lagi mengalami kebakaran hebat pada tahun 2007.

Istana Baso Pagaruyung tampak depan

Halaman Istana Pagaruyung tampak dari Atas (Lantai Tiga)

View Samping Istana Pagaruyung
Istana Pagaruyung merupakan istana yang sangat tepat digunakan untuk belajar budaya Minang. Selain penyewaan baju daerah, Istana Pagaruyung memiliki ornamen-ornamen khas Minang serta senjata dan peralatan dapur yang digunakan pada jaman kerajaan Pagaruyung. Saat saya berkunjung saya tidak mendapati guide yang menawarkan jasa kepada pengunjung, sehingga masih banyak pertanyaan pertanyaan tak terjawab yang melintas di hati saya. termasuk kenapa kamarnya dipisah sama kain doang dan kenapa kamarnya di depan banget kan mengganggu yang datang. Berkeliling Istana Pagaruyung tidak membutuhkan waktu lama. Yang bikin lama adalah foto-fotonya. Ada banyak spot potret bagus di kompleks istana ini.

Puas berpose dan mengeksplor Istana Pagaruyung, kami kembali ke Bukittinggi untuk beristirahat. Eh, tapi sebelumnya kami makan dulu di RM Evi yang kata ibu ibu rombongan kami terkenal dengan gulai ikannya. But, unfortunately, gulai ikannya habis guys! Mereka kecewa, saya sih enggak karena saya masih bisa mencicipin bakwan ikan bili yang enak sekali. :)

Esoknya, kami pergi ke icon Bukittinggi (Jam Gadang). Jika anda menginap di Treeli atau Limas Hotel anda bisa berjalan kaki sekitar lima belas menit ke arah selatan. Letak Jam Gadang dekat dengan Pasar Atas Pasar Bawah. Jadi bisa sekalian belanja.  

Pemandangan dari Jam Gadang
Karena saya tidak tertarik sama sekali untuk belanja. Saya jalan jalan sendiri sambil googling empat yang menarik. Saat itu lah saya mendapati bahwa ada sebuah tempat bernama Benteng Fort De Kock di dekat situ, Mengikuti apa kata Maps saya berjalan. Benteng tersebut letaknya tersembunyi sehingga jika hanya mengandalkan Maps hampir pasti tidak ketemu. Bersyukur saya jeli melihat sign sign yang terdapat di jalan. Jalannya melewati gang gang kecil dan ujungnya ada di dekat tempat yang ditunjukkan oleh Maps. Namun ceritanya saya kecewa nih. Ternyata benteng tersebut merupakan Kebun Binatang. -__________-

Benteng Fort De Kock
Jam Gadang
Di perjalanan pulang, ada dua tempat lagi yang menarik untuk dikunjungi. Yang pertama adalah Lembah Anai. Air terjun ini sebenarnya terletak di pinggir jalan utama. Namun karena saat berangkat kemarin hari sudah gelap. Kami tidak dapat menikmati pemandangan  yang ada disini. Tempat kedua adalah RM Lamun Ombak. Masakan padang terenak sepanjang perjalanan. Hahaha.
Lembah Anai
Sekian. I dont really like writing diaries. Thus finishing this note takes almost a month. I prefer writing article~! >o<

2 comments: