Journey 2016 : Sabang - Banda Aceh - Medan (Februari) - 2

3. Medan


This city is soooo special for me. Hal ini dikarenakan saya pernah tinggal dua bulan disini dan kerasan abis. Yang paling bikin kerasan tidak lain dan tidak bukan adalah karena makanannyaaa~ Bayangkan ya teman-teman, I've gained weight about 5 kilos in two months! Rekor. Karena biasanya paling banter cuman sekilo setahun. 

Yah. Karena cerita ini merupakan kelanjutan dari artikel sebelumnya, maka mari dilanjutkan perjalanannya...

Kami sampai di bandara Kuala Namu sekitar pukul 7 malam dan dijemput oleh driver. Dari Bandara Kuala Namu ke pusat kota Medan jaraknya cukup jauh. Kalau naik mobil bisa sekitar 1 setengah jam (naik taksi hampir 200 ribu). Paling cepat sih naik kereta api yang lama perjalanannya hanya sekitar 45 menit dengan biaya 90-120 ribu rupiah. Turun di stasiun Medan (tepat di belakang Merdeka Walk). Hanya saja kalau beramai-ramai ditotal jadi mahal. Alternatif lain adalah naik bus Damri, tapi tidak sampai ke pusat kota. Biayanya hanya 20 ribu rupiah. :)

Dari bandara kami mampir di Sate Padang Alfresco di daerah Jalan Setiabudi. Sate Padang Alfresco juga ada di daerah Merdeka Walk. Tepatnya di sebelah Bank Mandiri, Sate padang ini adalah sate padang terenak pertama yang saya makan. Rasanya, kata teman Padang saya masih kalah dengan sate padang Mak Sukur yang memang original hanya ada di Padang. Bagi saya sih sama enaknya. Hahaha. Di sebelah sate padang juga terdapat Martabak Ardhy yang menjual martabak kubang dan terang bulan ala india yang super lezat dan melimpah.

Martabak Ardhy. Photo taken by yossy hana
Keesokan harinya, untuk sarapan, kami mencari Bihun Bebek Asie di daerah Kumango, dekat dengan Merdeka Walk. Asli lah ya. Bihun Bebek adalah makanan olahan bebek terenak sepanjang 25 tahun hidup saya (lebay). Makanan ini terdiri dari bihun yang diberi suwiran daging bebek, sayuran dan daun bawang diatasnya dan dimakan dengan dicampur kuah bebek dan sambal khas Cina. Sebenarnya ada banyak warung bihun bebek di Medan, namun Bihun Bebek Asie, berdasarkan riset saya, adalah satu-satunya warung bihun bebek yang tidak menggunakan babi. Daan, sayangnya saat kami ke sana warung Bihun Bebek Asie (sekali lagi) tutup. Terhitung sepanjang saya di Medan, saya sudah mendatangi warung ini tiga kali dan hanya sekali dari tiga kunjungan saya warung ini buka. *sigh. susah cari makanan enak. 

Bebek Bihun Asie. Photo credit to @yossyhana
Karena gagal kami akhirnya pindah tempat sarapan ke warung Soto Sinar Pagi di Jalan Sei Deli. Warung ini cukup terkenal di Medan dan rame abis. Soto yang disajikan adalah soto santan mirip dengan Soto Betawi tapi beda rasa. Sorry, I can not describe more. :D

Setelah sarapan kami pergi ke Istana Maimun dengan menggunakan bentor alias becak motor dimana satu bentor bisa cukup sampai 4 orang (kalau nggak cukup bisa dibonceng di belakang bapaknya). Saat itu kami diberi harga 20 ribu.
Miniatur Istana Maimun di Bandara Kuala Namu

Istana Maimun sebelumnya merupakan istana Kerajaan Deli yang dibangun sekitar tahun 1891. Saat ini, meskipun telah menjadi museum, Istana Maimun masih ditinggali oleh sebagian keluarga kerajaan. Hanya lantai dua yang dibuka untuk umum dan tidak banyak barang yang dipamerkan. Hanya saja, di sini anda bisa menyewa pakaian adat melayu dan bergaya ala ala anggota kerajaan. Entrance fee nya hanya lima ribu rupiah.

Band Melayu di depan Istana Maimun


Bergaya ala putri kerajaan Melayu

Dari Istana Maimun kami pergi ke rumah Tjong A Fie, orang paling kaya di Sumatra Utara pada zaman dahulu di daerah Kesawan. Tjong A Fie adalah seorang pebisnis dari Cina. Usaha Tjong A Fie sebagian besar berasal dari perkebunan. Entrance feenya 35 ribu rupiah. Kalau disini, kita akan diberikan tourguide yang akan menjelaskan setiap ruangan yang ada di rumah tersebut. Rumah Tjong A Fie penuh dengan ornamen-ornamen khas Cina dan porselen-porselen apik. Barang paling unik di rumah ini menurut saya adalah penyedot debu. Penyedot debunya antik karena gede banget dan bentuknya aneh. Hahaha. Mungkin penyedot debu generasi pertama ya.
Tjong A Fie Tampak Depan. credit to yossy hana

Peralatan Makan. credit to yossyhanna
Penyedot Debu

Setelah dari Tjong A Fie, kami makan durian di Durian Ucok. Kayaknya belum pas kalau ke Medan tapi belum mencoba Durian Ucok. Setelah itu kami bersiap untuk meninggalkan Medan.

Sebenarnya ada beberapa tempat yang layak dikunjungi dan dicicipi. Tempat-tempat tersebut adalah:

1. Lapangan Merdeka (Merdeka Walk)

Merdeka Walk terletak di depan stasiun Medan. Tempat ini sebenarnya semacam Pujasera ya, tapi ditata apik.Ada banyak restoran di sini, dari yang restoran Indonesia hingga fast food. Saat itu saya makan di Jala-Jala. Dimsum disini enak banget, isinya ga nanggung-nanggung. Pancake duriannya juga enak banget. Harganya memang mahal sih. 50 ribu dapat dua. Tapi asli enak. Lebih enak dari pancake durian Ucok menurut saya. Wajib coba!

2. Tip Top
Restoran ini merupakan salah satu restoran tertua di Medan. Letaknya ada di daerah Kesawan, kira kira 100 meter dari rumah Tjong A Fie. Berdiri sejak 1934, restoran ini terutama terkenal dengan es krimnya. Sayangnya, beberapa jenis es krim mengandung rhum, jadi saya tidak bisa mencoba. Untuk makanannya saya baru mencoba nasi goreng. Lebih gurih dari nasi goreng di Jawa, tapi hampir semua nasi goreng di Medan rasanya seperti itu sih. Bakery-nya juga terkenal enak. Namun saya belum mencoba. Mungkin untuk referensi lebih bisa coba liat https://makanmana.net/2012/09/18/tip-top-restaurant-lunch-room-bakery-and-cake-shop-medan/

Namanya aneh kan? @Sam's
3. Sam's Boulangerie & Howey Pattisier
Sam's Bakery letaknya ada di sebelah Roemah Kopi Wak Noer, di daerah Jalan Uskup Agung dekat dengan rumah walikota. Kalau di liat reviewnya di trip advisor, tagline untuk Sam's ini adalah The Best in Medan dan emang bener-bener the best! Suka banget sama rotinya. Meskipun namanya aneh-aneh sih tapi  rasanya ga se aneh namanya. Hoho. Cake disini juga enak (katanya), tapi belum mencoba. Sam's juga membuka outlet di Centre Point Mall.


Selain Sam's ada Howey Pattisier yang terkenal sama makaron dan cake nya. Kemaren nyoba Matcha Tiramisu satu slice enak. Letaknya agak susah dicari sih, di daerah  Jalan Kartini dan agak masuk gang tapi Howey ini punya online shop di http://www.howey.co/patissier/ dan bisa dikirim selama masih di area Medan. Howey juga memilliki outlet di Sun Plaza Medan.


Enjoying Cake @Howey

4. Roemah Kopi Wak Noer
Specialized in Loewak Coffee. Tapi karena saya tidak seberapa suka kopi, saya hanya memesan Mocchacino dan tidak berekspektasi banyak. Sayangnya, mereka mengalahkan ekspektasi saya. Kopinya enak banget! Karena rasa melebihi ekspektasi, saya akhirnya mencoba lima kopi lain yang dipesan teman saya. Komennya tetap satu. Enak! Suasananya juga cozy, cocok lah buat hangout. Kalau mau ditemani roti tinggal beli di Sam's. :)

5. Lain -lain
Ada banyak makanan lain yang wajib dicoba di Medan. Tapi yang paling berkesan adalah Bakso Pak Amat, Mie Aceh Titi Bobrok dan Wajir Seafood. Kalau pesan bakso di Medan akan diberi mie yang melimpah. Jadi jangan takut kurang kenyang. Untuk rasa dan porsi Bakso Pak Amat standar sih. Bedanya dengan bakso di Jawa ada bakso goreng yang enak. Mie Aceh Titi Bobrok ada di ujung Jalan Setiabudi. Menu paling favorit disini adalah Mie Aceh plus Kepiting. Tapi alat pemecah kepiting cuma disediakan sedikit. Jadi lah mecahin manual pakai gigi. Wajir Seafood hanya buka di malam hari dan ramainya minta ampun, terutama weekend. Rasanya sebelas dua belas sama Lae Lae Makassar. Etnis di Medan sebagian besar suku Batak, Cina dan India. Kalau mau nyobain cita rasa India ada di daerah belakang Sun Plaza dekat dengan Kedutaan India. Kalau Cina ada di daerah Kesawan dan daerah Sidikalang (Daerah Kwetiau Ateng yang baunya sedap kali tapi nggak bisa makan *grin). Kalau batak di mana mana ada. Hehe. Jangan heran kalau di Medan semua orang memakai bahasa lokalnya sendiri-sendiri. Yang Cina pakai bahasa cina, yang India pakai bahasa India, yang Jawa pakai bahasa Jawa, yang Batak pakai bahasa Batak. Yah. Tetap Unity in Diversity lah ya. Hehe.

6. Danau Toba
Dua bulan di Medan tapi nggak ke mana-mana? That's not me at all. Jadi, setelah ngajak sana, ngajak sini, jadilah saya pergi ke Parapat bersama tiga orang teman saya. Kami berangkat dengan Nice Taxi. Normalnya, satu penumpang dikenai harga 85 ribu rupiah, tapi karena kami menyewa satu taksi jadinya 500 ribu rupiah satu mobil. Mobilnya pakai Proton Exora. Tau lah ya rasanya gimana *grin

Perjalanan ke Parapat memakan waktu sekitar 5 jam. Dan turunnya tidak pas di pelabuhan. Biaya untuk menyebrang Danau Toba ke Pulau Samosir cukup murah. Hanya dengan 15 ribu rupiah anda sudah bisa diantarkan ke penginapan yang rata-rata ada di pinggiran danau. Ada dua pelabuhan di Parapat, Ajibata dan Tiga Raja. Anda perlu memastikan terlebih dahulu lokasi penginapan, karena Ajibata melayani penyebrangan ke Tomok sedangkan Tigaraja melayani penyebrangan ke Tuk Tuk. Penginapan kami ada di daerah Tuk Tuk sehingga kami menuju pelabuhan Tiga Raja.

Danau Toba yang tenang abis


Oh iya, saat itu liburan natal 2014 dan losmen yang kami sewa cukup murah. Hanya 300 ribu rupiah per malam. Kami menyewa untuk dua malam. Pemilik losmen merupakan seorang bule Jerman kalau nggak salah. Di losmen tersebut kami menyewa sepeda motor dengan harga 100 ribu rupiah per hari.

Untuk para kawan Muslim, for your information, di daerah Tuk Tuk ini kami susah mencari makanan yang benar-benar halal. Ada sih satu restoran yang menyediakan makanan muslim, namun untuk rasa kami kurang cocok. Paling bener ya bawa Sari Roti banyak-banyak. karena kalau bawa Pop Mie pun kami ragu-ragu dengan tempat memasak airnya. Jadilah diet terpaksa. :D

Kebanyakan rumah di Samosir bergaya khas Batak

Ada banyak spot yang patut dikunjungi sebenarnya disini. Tapi karena kami kurang riset jadilah kami jalan-jalan seadanya. Dari sini lah, saya mendapat pelajaran bahwa untuk traveling ke tempat yang belum pernah dikunjungi, harus totalitas di riset.

Kami pergi ke makam Raja Sidabutar dan menonton pertunjukan tarian Sigale-gale di Tomok. Di Tomok ada makanan padang yang halal gaes, Alhamdulillah. Setelah itu pergi ke Museum Huta Bolon dan balik lagi ke penginapan. Hari kedua kami main air dan jalan-jalan menikmati pemandangan Pulau Samosir yang masih alami.

Setelah menonton tarian tor tor di Makam raja Sidabutar
Esoknya kami main air terus pulang. Pulangnya kami naik Bagus Travel yang stand by di pelabuhan. Fee tetap 85 ribu rupiah. Mobilnya APV jadi lebih nyaman untuk tidur.

Feeling great after strolling around

0 comments:

Post a Comment