Unfamiliar Family : Simple but Heartwarming :)


Adalah sebuah keluarga standar, terdiri dari ayah, ibu dan tiga orang anak dengan karakter serba standar. Anak pertama independen, pintar, perfeksionis dan pekerja keras. Anak kedua tipe yang sangat toleran dan selalu berseberangan dengan anak pertama. Anak bungsu yang selalu dianggap bocah, cengengesan tapi sebenernya sosok yang sudah dewasa. Yang membuat cerita keluarga ini spesial sebenarnya konflik antara ayah dan ibu dimana sang ibu mengusulkan untuk menjalani apa yang dia sebut dengan kelulusan pernikahan. Cerai tapi ga cerai. Wkwkwk. Ada hikmah dibalik musibah. Di saat emosi semua orang carut marut, karakter ayah mengalami kecelakaan dan hilang ingatan sebagian. Ingatan sang ayah berhenti di hari dimana ia melamar sang ibu dan tetiba menjadi orang yang paling romantis sedunia. Yah. kata sedunia lebay sih. But I like it! Alhasil, rencana untuk lulus dari pernikahan terhambat. Di sisi lain, masing masing karakter dalam keluarga mengalami polemiknya sendiri-sendiri. 




Cerita drama ini menarik meskipun simple, heart-warming dan realistis. Karakter anak pertama hingga ketiga dibuat cukup umum dengan konflik antar saudara yang cukup umum pula. Konflik Ibu dan Bapak diceritakan secara sederhana terkait miskomunikasi yang terpendam berpuluh puluh tahun. Tidak ada karakter antagonis dan tidak ada korban cinta segitiga di film ini. That's why I love it.  Selain itu, konflik pernikahan anak pertama dibuat tidak umum yaitu karena orientasi seksual alias LGBTQ+. Layaknya drama bertema family, rasa sayang antar anggota keluarga juga diceritakan secara apik dan simple. Berbekal dukungan dan rasa sayang ini lah, para tokoh menyelesaikan konfliknya dan mendapatkan kebahagiaan masing masing.   


Kritik? Mungkin bagi para penggemar cerita seru yang suka gaya bercerita cepat tidak akan suka dengan drama ini. Karena konflik drama ini sangat simple.  Selain itu, karena drama ini bergenre family, cerita cinta tokoh utama (anak tengah) tidak diceritakan secara mendalam dan ribet, jadi ga ada sisi berdebarnya gitu.  Yang suka cerita romantis lewaaaattt~


Ada beberapa hal juga yang bisa dijadikan pelajaran terutama bagi orang yang memiliki background mirip. 

  1. Marriage is not easy. Yah. Who said marriage is easy. Having family means dealing with upgraded problem because there many people to be considered on decision making process. Dalam hal ini, Ayah Ibu berangkat membangun keluarga dari scratch. Tanpa dukungan keluarga, karena masing masing sudah tidak memiliki keluarga. Dan juga tanpa modal dana yang cukup. Kedua hal ini membuat mereka cepat lelah secara emosi dan akhirnya berpotensi terjadi miskomunikasi. Miskom dan kelelahan emosional ini dipendam masing-masing berpuluh tahun dan muncul lah konsep pernikahan bertahan demi anak tanpa cinta. ditekankan lagi: berpuluh tahun bertahan demi anak. Super exhausted but many did it.  Satu lagi konflik pernikahan diceritakan oleh anak pertama yang menikah dengan dokter pemilik klinik, kaya dan baik hati. Eeh setelah beberapa tahun, akhirnya si dokter memutuskan untuk come out as a gay dan akhirnya bercerai.
  2. Pada dasarnya butuh saudara. Meskipun tidak cocok dan tidak saling bicara, anak kedua selalu mencari kakaknya saat ada masalah. Saat anak bungsu tertipu pun, adalah saudara yang pertama khawatir dan mencari. Blood is always thicker than any relationship. :)






0 comments:

Post a Comment